TENAGA KERJA KOMPETITIF DAN PROFESIONAL MODAL INDONESIA MENGHADAPI MEA

  • Berita Terkini
  • 10 Agustus 2019 05:31:10 WIB
  • ADMINISTRATOR
  • dibaca 1074 kali

Dalam menghadapi pasar kerja Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah bergulir, Indonesia cukup memiliki modal tenaga kerja yang kompetitif dan profesional. Selain jalur pendidikan formal, tenaga kerja Indonesia juga banyak dibekali keterampilan khusus melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan di Balai Latihan Kerja (BLK). Percepatan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang dilakukan oleh pemerintah juga menjadi faktor pendukung dalam suksesi kompetisi tenaga kerja di era MEA. Hal ini disampaikan Menteri Ketenagakerjaan RI (Menaker) M. Hanif Dhakiri di Jakarta, Kamis (7/1).


“Mayoritas sektor sebenarnya sudah berjalan, namun ada beberapa yang masih persiapan. Kita terus genjot sektor tertentu untuk bisa melakukan percepatan tehadap SKKNI dan melakukan penerapan terhadap KKNI-nya. Karena, dua hal ini akan menjadi modal dasar bagi pelatihan-pelatihan yang berbasis kompetensi. Tenaga kerja kita juga akan kita dorong untuk mendapatkan sertifikasi profesi, mendapatkan pengakuan di sektor itu melalui Mutual Recognition Agremeent (MRA). Nah, ini yang terus kita genjot bersama seluruh kementerian dan Lembaga terkait,” kata Menaker.
 
Selama ini, pemerintah telah memaksimalkan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan BLK dalam menciptakan tenaga kerja yang kompetitif dan profesional. Kedepan, Menaker akan terus memaksimalkan kedua lembaga tersebut agar profesi-profesi lain yang belum tersertifikasi segera mendapatkan sertifikasi profesi.
 
“BLK akan dikoordinasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan dan unit teknis terkait, kita genjot melalui pelatihan berbasis kompetensi. Kemudian LSP, lembaga Sertfikasi Profesi , kita dorong terus untuk ditingkatkan, baik  dari segi jumlah dan kualitasnya, serta jumlah penyebarannya di daerah. Kalau soal LSP ini dinaungi sebuah badan yang bernama BNSP, mereka lah yang mengeluarkan sertifikasi dibawah koordinasi dengan Kementerian Ketenagakerjaan. Kita terus bekerja sama untuk mepercepat dan memperbanyak cakupan (coverage) sertifikasi profesi. Sekarang kita fokus kepada sektor yang diperjanjikan di MEA,” katanya.
 
Dari 12 sektor yang disiapkan untuk berkompetisi di MEA, lanjut Menaker, semuanya telah siap. Dari semua sektor yang telah disiapkan, ia menilai sektor pariwisata adalah sektor yang telah mencapai persiapan paling matang.
 
“Secara keseluruhan kita bisa katakan siap. Bagaimanapun, mau atau pun tidak, kita harus siap dalam menghadapi MEA. Yang paling siap, sepertinya pariwisata, karena di sektor ini praktis KKNI-nya sudah berjalan, meraka ini standarnya sudah sama. Sebagai contoh standar cleaning servis di Hotel A pasti sama dengan Hotel B,” tuturnya.
  
Menurut Menaker, berbagai profesi yang ada saat ini sudah siap untuk berkompetisi di MEA.
Meskipun dari segi jumlah, Kemnaker terus mendorong peningkatannya. Selain itu, masih ada kualifikasi tertentu yang masih harus diperhatikan. Namun secara umum Indonesia siap bertarung dalam kompetisi MEA.
 
Menaker Hanif juga meminta masyarakat Indonesia tidak khawatir dengan iklim kompetitif MEA. Sebab, ada sisi positif bagi ketenagakerjaan Indonesia dengan diselenggarakannya MEA.
 
“Ya pastilah, kalau soal itu pasti, dengan MEA ini lalu lintas tenaga kerja, Investasi kapital. Begitu dibuka, maka arus investasi akan lebih banyak dan mudah. Pemerintah membuat kebijakan untuk memberikan banyak kemudahan investasi asing melalui kebijakan-kebijakan ekonomi. Sehingga, dampaknya kepada perluasan lapangan kerja dan penyerapan pengangguran.” pungkasnya.

 

sumber :naker.go.id

Berita Terkini Lainnya